Sabtu, 01 September 2012

Cerpen meru : Lagi Lagi dia pergi

"Maaf, Gue, elu.. End!!!.."
Sapanya padaku kemudian meninggalkan aku sendiri di sebuah stasiun kereta api. Ku lihat dia menaiki kereta panjang itu dan duduk manis di sebuah bangku. Aku pun berbalik dan melangkah meninggalkan stasiun dengan mata yang berkaca - kaca. Kenapa dia begitu cepat memutuskan aku?.

Hingga malam hari aku masih memikirkan dia, apa ada yang salah pada diriku??
Sejak kemaren memang kami sering bertengkar. Bertengkar bukan masalah cinta atau perasaan. Melainkan masalah kampus. Penelitian ilmiah yang kami berdua jalani membuat banyaknya konflik yang muncul karna perbedaan pendapat dan pemikiran. Mungkin aku terlalu egois mengakui kepintarannya, dan selalu saja membantah setiap usulan darinya. Seolah - olah penelitian itu milikku, dan gak ada yang berhak mengatur - ngaturnya selain aku.

Iya ..  aku akui.. Ini semua salahku..

Sudah seminggu tanpa dirinya. Masih bertanya - tanya dalam hati. "apakah dia masih di kampungnya??"

Bergegas mengambil motor dan melaju hingga sampai di stasiun. Ku tunggu dirinya yang kurasa akan pulang hari ini. Barusan aku telepon temannya, katanya dia memang pulang hari ini.
Ku perhatikan keramaian dan melirik stiap gadis - gadis yang lewat.

"Ah,, sepertinya dia belum sampai"., kataku

Tak terasa satu setengah jam berlalu. Ku lihat seorang gadis cantik yang ku kenal menuruni kereta dengan peluh yang berjatuhan di dahinya. Ku samperin dia dan membantunya mengangkat sebuah tas berukuran sedang berwarna pink. Dia tampak terkejut melihatku dan menarik tasnya. Bermaksud agar aku tak perlu membantunya. Aku menatapnya dalam dan tulus. Hingga akhirnya dia luluh dan membiarkan aku membawa tas itu.

Kami berjalan tanpa bicara menuju sebuah taksi. Kemudian dia membungkukkan badan ke arahku, dan menaiki taksi tersebut.

"Cha.. " sahutku pelan.
"Iya??," katanya sambil memegangi pegagan pintu yang akan segera di tutupnya..

"Masih marah ya," kataku.
"Enggak kok, jangan hawatir." jawabnya

"Jangan cuekin aku ya, kita masih berteman kan?" ungkapku lirih
"Tentu, elo masih temen gue kok". katanya. Kemudian menutup pintu taksi dan menyuruh supir melaju.

Lagi - lagi aku terdiam melihat kepergiannya.

>>><<<<

Hari ini hari pertama aku menjalani semester baruku. Yah. Sedikit mengecewakan untuk penelitian ilmiah kemaren. Gara - gara aku semuanya kacau. Aku tidak menang kompetisi, mengecewakan Dosen dan yang membuat ku ingin menangis darah adalah di putusin oleh kekasihku sendiri. Huh, dia baru dua bulan jadi milikku. Susah payah membuatnya jatuh hati, tapi malah ku kecewakan seperti ini.

Aku menendang pohon depan kampus hingga daun - daun berjatuhan. Air mata mengalir deras di pipiku. Aku gak peduli dengan beberapa teman yang menyorakiku. Aku begitu sedih.Ingin hilang ingatan rasanya.

Aku terkejut saat Cha menghampiri ku.

"Chaaa.." teriakku, melambaikan tangan.
Dia terlihat kesal, di tangannya ada selembar karung goni.
"Chu.. Cepet masukin semua daun - daun yang udah loe jatuhin ke dalam goni ini. Loe gak sadar ya, loe udah membuat halaman kotor. Loe gak kasian liat mang ujang cape ngebersihin halaman ini pagi tadi?" katanya marah.

Aku tekejut saal melihat daun - daun berserakan jatuh , mengelilingiku.
"Maaf Cha, tadi lagi galau jadi gak sadar, kalo halamannya jadi kotor." sahut ku.

Cha gak banyak bicara. Dia memberiku goni lalu pergi.

"Yah., dia pergi" jawabku dalam hati kemudian mulai memungut helai - helai daun.

Angin - angin yang makin kencang sepertinya bersenang - senang ngerjain aku.

Helai daun semakin banyak berjatuhan.

>>>><<<

Kali ini dia gak boleh pergi >,< teriakku dalam hati.
Malam minggu yang biasa ini akan ku pergunakan untuk apelin ke rumahnya.
Kalau di rumah, dia gak kan kemana - mana..
Yayy!! >,< sahutku.
Aku memandang cermin dan memastikan bahwa aku benar benar gagah. Silaturrahmi ke rumahnya, berarti akan bertemu juga dengan orang tuanya.

Aku pikir Cha masih jomblo, jadi gak apa apa lah kalo aku akan sampai malam di rumahnya.
#plak.
Sedikit merasa gembira sore ini.
Sebelum sampai di rumahnya ku beli dulu seikat mawar merah bercampur dengan mawar putih. ahh, Harum dan menarik.
"Kayak mau nyambut hari kemerdekaan aja bang.." Ledek adik penjual bunga.
"Hohoho, doain abang yak, semoga bunga ini di terima oleh kekasih abang," sahut ku
Adik kecil itu hanya tersenyum manis.. Eaa

Sambil berlagu cinta ku lajukan motor ku hingga sampai kerumahnya.
Tapi sepertinya rumahnya sangat ramai di datangin orang
"Aduh.. Apa aku ngeganggu ya??"
"aku bingung, mau masuk atau gimana ya? takut ngeganggu acara keluarga.
Huh.. ini malam minggu,
Pasti ada apa - apanya di rumah itu", Aku mulai khawatir.

Perasaan curiga campur cemas menyelimuti pikiranku.
Jangan - jangan ada yang mau ngelamar Cha. Atao di dalam sedang ada Acara tunangan Cha. Huhff, tapi gak mungkin lah Di dalam sedang ada pesta pernikahan.??" Teriak batin ku. Aku positif thinking aja.

"Cha kan mao fokus kuliah, gak mungkin dia buat pesta sekarang."

Dengan memberanikan diri aku masuk melewati gerbang rumahnya yang mewah.
Orang - orang semakin ramai berdatangan.
Tapi ada yang ganjal dari setiap tamu.
Mereka memakai pakaian dengan warna yang sama.

Dan untung nya warna itu sama dengan yang ku pakai. Jadi kemungkinan besar aku gak salah kostum.

Semakin jauh kedalam pekarangan. Aku merasa semakin deg - degan.
Oh, rasa cinta ini sunggu memanas di hatiku.

Akhirnya sampai di pintu utama rumahnnya Cha.
Ketuk gak ya..
Ku coba ketuk pintunya sekali, dua kali, tiga kali, gak ada yang mendengar.
Uhmm, ku pegang engsel pintu dan ternyata pintu tidak di kunci.

"Sepertinya bener - bener ada pesta, guman ku."

Berjalan memasuki rumah, Sepertinya orang ramai sekali di ruang tengah.

aku mencoba mendekat.
Semakin dekat semakin riuh. Lirih Yasinan bergemuruh di ruangan.
Ternyata ini bukan pesta.

Dan aku terkejut saat sampai di Ruang tengah.
"Ku lihat Cha berbaring lemah, di bungkus kain kafan.

Aku menangis..








Tidak ada komentar:

Posting Komentar